Merokok dan usia sebagai faktor risiko katarak pada pekerja berusia ³ 30 tahun di bidang pertanian

Main Article Content

Lusianawaty Tana
Laurentia Mihardja
Lutfah Rif’ati

Abstract

LATAR BELAKANG
Ruang lingkup penelitian ini adalah peranan faktor merokok dan katarak pada pekerja di bidang pertanian di Kabupaten Karawang. Katarak adalah kelainan mata berupa kekeruhan lensa, yang dapat mengganggu penglihatan bahkan sampai buta. 16% dari jumlah buta katarak di Indonesia terjadi di usia produktif. Salah satu tujuan penelitian adalah mendapatkan hubungan antara faktor merokok dengan katarak dalam rangka memperlambat katarak.

METODE
Rancangan adalah belah lintang. Sampel penelitian adalah petani dan keluarganya di Kecamatan Teluk Jambe Barat Kabupaten Karawang, dengan usia 30 tahun ke atas, yang terpilih secara purposive random sampling. Data diperoleh dengan wawancara, pemeriksaan dan pengukuran. Diagnosis katarak ditentukan oleh dokter spesialis mata dengan ophthalmoscope tanpa midriatika.

Hasil
Di samping faktor usia, faktor merokok mempunyai hubungan positif dengan katarak. Katarak berhubungan positip dengan merokok. Semakin berat derajat merokok maka semakin tinggi katarak.

Kesimpulan
Usia dan merokok merupakan faktor risiko yang berhubungan positif dengan katarak pada pekerja di bidang pertanian.

Article Details

How to Cite
Tana, L., Mihardja, L., & Rif’ati, L. (2007). Merokok dan usia sebagai faktor risiko katarak pada pekerja berusia ³ 30 tahun di bidang pertanian. Universa Medicina, 26(3), 120–128. https://doi.org/10.18051/UnivMed.2007.v26.120-128
Section
Review Article

References

Vaughan D, Asbury T. General ophthalmology. Alih bahasa Waliban, Hariono B. Jakarta; Widya Medika; 1990.

Departemen Kesehatan RI. Rencana strategis nasional penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan (PGPK) untuk mencapai vision 2020. Jakarta. 2003.

Sub DitBina Kesehatan Mata, Ditjen Binkesmas Depkes RI. Laporan operasi katarak massal dengan bantuan CBM di 8 Propinsi (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara barat dan Nusa Tenggara Timur), 1999.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Gangguan kesehatan indera penglihatan dan pendengaran. Analisis Data Morbiditas-Disabilitas, SKRT-SURKESNAS 2001. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Kesehatan Khusus dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Sekretariat SURKESNAS. Jakarta. 2004.

Taylor A, Nowell T. Oxidative stress and antioxidant function in relation to risk for cataract. Adv Pharmacol 1997; 38: 515-36.

Indonesian Second Country in South-East Asia Region to Launch National Vision 2020 Programe. WHO Experts Plan Regional strategy for Preventable Blindness for Next Twenty Years. Available at http://www.home.earthlink.net/-blindworld/RESEARCH/4-04-12-04.htm. Accesed August 20, 2004.

Xu L, Cui T, Zhang S, Sun B, Zheng Y, Hu A et al. Prevalence and risk factors of lens opacities in urban an rural Chinese in Beijing. Ophthalmology 2006; 113: 747-55.

Hennis A, Wu SY, Nemesure B, Leske MC; Barbados eye studies group. Risk Factors for incident cortical and posterior subcapsular lens opacities in barbados eye studies. Arch Ophthalmol 2004; 122: 525-30.

Rowe NG, Mitchell PG, Cumming RG. Diabetes, fasting blood glucose and age-related cataract: the blue mountains eye study. Ophthalmic Epidemiol 2000; 7: 103-14.

Krishnaiah S, VilasK, Shamanna BR, Rao GN, Thomas R, Balasubramaniah D. Smoking and its association with cataract: results of the Andhra Pradesh eye disease study from India. Inves Ophthalmol Vis Sci 2004; 122: 564-72.

Hiller R, Sperduto RD, Podgor MJ, Wilson PW, Ferris FL, Colton T, et al. Cigarette smoking and the risk of development of lens opacities. The Framingham Studies. Arch Ophthalmol 1997; 115: 1113-8.

Christen WG, Glynn RJ, Ajani UA, Schaumberg DA, Buring JE, Hennekens CH, et al. Smoking cessation and risk of age related cataracts in men. JAMA 2000; 284: 713-6.

Aditama TY. Masalah merokok dan penanggulangannya. Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia (YP-IDI) Bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3). Jakarta. 2001.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2004-Substansi Kesehatan. Status Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, Perilaku Hidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan. Jakarta. 2004.

Brinkman GL, Voates Jr EO. The prevalence of chronic bronchitis in an industrial population. Am Rev Respir Div 1962; 47-54.

World Health Organization. Management of cataract in primary health care services. 2nd edition. Geneva, 1996.

Manson JE, Christen WG, Seddon JM, Glynn RJ, Hennekens CH. A prospective study of alcohol consumption and risk of cataract. Am J Prev Med 1994; 10: 156-61.

Christen WG, Liu S, Schaumberg DA, Buring JE. Fruit and vegetable intake and the risk of cataract in women. Am J Clin Nutr 2005; 81: 1417-22.

Hennis A, Wu SY, Nemesure B, Leske MC. Barbados Eye Studies Group. Arch Ophthalmol 2004; 122: 525-30.

Weintraub JM, Willett WC, Rosner B, Colditz GA, Seddon JM, Hankinson SE. Smoking cessation and risk of cataract extraction among US women and men. Am J Epidemiol 2002; 155: 72-9.

Leske MC, Wu SY, Hennis A, Connell AM, Hyman L. Diabetes, hypertension, and central obesity as cataract risk factors in a black population. The Barbados Eye Study. Ophthalmol 1999; 106: 35-41.

Kuang TM, Tsai SY, Hsu WM, Cheng CY, Liu JH. Epidemiologic study of age-related cataracts among an elderly Chinese population in Shih-Pai, Taiwan. Ophthalmology 2003; 110: 1089-95.

Jacques PF, Moeller SM, Hankinson SE, Chylack LT Jr, Rogers G, Tung W, et al. Weight status, abdominal adiposity, dabetes, and early age-related lens opacities. Am J Clin Nutr 2003; 78: 400-5.

Lindblad BE, Hakansson N, Svensson H, Philipsoon B, Wolk A. Intensity of smoking and smoking cessation in relation to risk of cataract extraction: a prospective study of women. Am J Epidemiol 2005; 162: 73-9.